#2 @bybungaazzahra: Menjual Preloved di Instagram
7:36:00 PM
Pada akhirnya, setelah saya
melakukan downsizing my wardrobe, pakaian
saya menumpuk. Biasanya saya suka memberikan pakaian-pakaian saya kepada
saudara-saudara saya. Mereka tidak memiliki banyak baju muslim dan cukup senang
apabila saya memberikan pakaian saya kepada mereka. Sebenarnya bisa juga
diberikan kepada orang lain secara cuma-cuma. Biasanya kan seperti itu ya..
Akan tetapi, Ramadan lalu saya
mendapatkan satu pelajaran. Memberikan sesuatu secara cuma-cuma terkadang juga
memiliki dampak yang kurang baik. Dalam suatu acara bakti sosial yang diadakan
oleh kelompok mengaji saya, guru saya bercerita, bahwa ia tetap menjual secara
murah pakaian layak pakai yang berhasil dikumpulkan. Mengapa? Menurut
pendapatnya, seseorang akan mengambil
dalam jumlah yang lebih banyak dari yang ia butuhkan ketika ia diberi sesuatu
secara cuma-cuma. Tanpa pemikiran panjang; sebatas “wah sayang ada
kesempatan bagus, kenapa tidak dimaksimalkan?”
Mendengar cerita guru mengaji
saya, sepertinya saya mengiyakannya juga. Berdasarkan pengalaman saya, ketika
saya membuka satu koper pakaian di hadapan beberapa orang, saya melihat sendiri
kemungkinan seseorang mengambil dalam jumlah yang lebih daripada yang ia
butuhkan. Pada awalnya saya tidak sedih, saya hanya berharap semoga bermanfaat.
Tetapi, ketika melihat pakaian yang saya berikan selayaknya pakaian cuma-cuma tidak
digunakan dan dirawat dengan baik, hati saya menjadi sedih.
Pada awalnya saya berpikir, ah
mungkin hanya orang tersebut saja yang seperti itu. Namun, mendengar cerita
guru mengaji saya, saya setuju dan juga berpikir, “pakaian cuma-cuma itu seakan
tidak bagus lagi, seakan tidak bernilai lagi, tidak pantas untuk mendapatkan
kasih sayang, dan bisa jadi disia-siakan. Oleh karena itu, setelahnya saya
lebih selektif untuk memutuskan pakaian saya akan diberikan kepada siapa.
Saya mendapatkan ide mengatur waktu yang tepat. Saya akan menjualnya saja lagi di Instagram. Siapa tahu ada yang berminat. Siapa tahu di
orang lain pakaian saya menjadi lebih bermanfaat dibandingkan jika berada di
lemari saya. Siapa tahu ada yang mau membawanya pulang dan mungkin menjadi
pakaian kesukaannya. Saya berpikir, saya berpikir untuk menyerahkan pakaian
saya kepada orang yang dengan sadar memang menginginkannya.
Kok begitu sekali sih?
Iya, saya sayang sekali baju-baju
saya. Walaupun mungkin suami saya bilang, ia tidak melihat saya sangat
menyayangi baju-baju saya. Memang dibandingkan dengan dia, jiwa perawatnya
tumbuh dengan subur. Seperti tanaman saja ya haha..
Apapun yang ia miliki, ada di
sekitarnya, akan ia usahakan untuk ia rawat dengan sebaik-baiknya. Benar-benar
sebaik-baiknya. Saya mungkin tidak seperti dia. Tetapi saya juga menyayangi
baju-baju saya. Saya seringkali mengabsen rok-rok saya. Mengurutkan warna
jilbab saya di lemari berdasarkan merk tertentu. Saya menyusun
kemeja/blouse/atasan saya dari warna kesukaan saya, pink, hingga warna-warna
yang lebih gelap. Kebiasaan yang aneh memang, tapi itu tanda kalau saya cukup
menyayangi baju-baju saya. Kenapa saya menyayanginya? Karena banyak dari baju
tersebut saya beli dengan uang saya sendiri. Uang hasil bekerja. Uang hasil
saya mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran saya.
Mengapa saya memiliki baju yang
banyak sekali, mungkin untuk standar
orang lain?
Jadi begini ceritanya, saya
dahulu ingin sekali memiliki baju yang banyak. Ampun yah, cita-citanya saja
seperti itu. Saya ingin memiliki walk in
closet yang isinya koleksi pakaian, sepatu, tas, dll. Oleh karena itu,
kebiasaan online shopping saya
menggila. Hampir setiap hari ada paket yang ditujukan untuk saya. Hampir
seluruh barang bisa saya beli secara online, pakaian, tas, sepatu, buku,
peralatan rumah tangga, dll. Saya punya cukup banyak koleksi sepatu untuk orang
seperti saya. Saya bukan artis yang pekerjaannya memang menuntut untuk sangat
memperhatikan penampilan. Saya juga bukan selebgram/selebtwit/artis tumblr yang
menerima endorse sehingga memang barang-barangnya menjadi banyak. Tas saya
banyak, namun tidak sedikit yang sebenarnya tidak sering saya gunakan. Saya
seakan-akan sudah malang-melintang di dunia online
shopping dan barang-barang fashion saya
menjadi sangat-sangat banyak.
Ketika saya sudah cocok dengan
satu jenis rok tertentu, saya tidak sungkan untuk membelinya langsung 1 lusin.
Hanya karena rok tersebut menurut saya adalah basic must have items. Pakaian yang saya gunakan sehari-hari karena
pada saat itu sangat sesuai dengan style saya.
Saya tidak tahan kalau hanya membeli satu kerudung, minimal dua. Pada dasarnya,
apabila saya sudah suka, saya tidak ragu untuk membeli semua serinya.
Barang-barang yang saya beli adalah barang yang sangat basic, jadi sangat mudah untuk di mix & match. Menurut saya sih begitu.
Tapi ternyata, saya harus pindah
kost dengan lemari yang jauh lebih kecil dari kost sebelumnya. Akhirnya banyak
baju yang saya pindahkan ke lemari di rumah saya. Lemari tersebut ada di kamar
saya ketika saya SMA. Ketika saya memutuskan akan menikah, saya menempati rumah
masa kecil saya. Akan tetapi, kali ini saya menempati kamar utama dengan
lemarinya sendiri. Jadilah kini baju-baju yang saya gunakan hanya dari lemari
di kamar utama. Baju-baju di lemari ataslah yang akhirnya saya unggah fotonya
di Instagram.
Saya menyadari satu hal, di tahun
2013 hingga 2015 saya berbelanja banyak sekali, banyaaaaak sekali pakaian.
Mulai dari atasan, rok, jilbab, blazer, dll. Akhirnya, setelah saya kurasi
berdasarkan jenisnya saya mengunggahnya di Instagram.
Saya menjualnya dengan
menyebutnya preloved items. Bukan
karena barang yang saya unggah adalah barang yang mahal, tetapi karena saya
suka dan cinta semua barang-barang yang saya miliki. Saya memilih dengan susah
payah untuk melepaskan mereka. Dengan harapan, ada orang-orang lain yang lebih
bijak untuk menggunakannya.
Begitulah latar belakang saya
menjual barang preloved saya di Instagram.
Selanjutnya, saya akan bercerita tentang suka dukanya menjual preloved di Instagram. Tunggu ya!
Love,
bungaazzahra
1 comments
wah bagus sekali cerita nya sangat bermanfaat buat saya
ReplyDeletesalam kenal ya
sosial vivici
jual viagra
viagra vivici