Taman Bermain
9:57:00 PM
Suatu saat nanti di masa depan, saya hanya berharap sudah ada banyak taman bermain di tengah hiruk pikuk kehidupan kota, tempat saya nanti bisa mengajak anak-anak saya bermain, sekedar menghabiskan waktu sambil belajar beberapa hal.
Ide ini bukan murni milik saya, kamu bisa membacanya di banyak buku tentang perkembangan anak, atau kamu juga mungkin punya pengalaman hidup yang sama dengan saya.
Adalah bunda, sebutan saya untuk ibu, yang tiba-tiba di suatu siang berbagi cerita tentang salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendidik anak. Padahal saat ini saya belum memiliki anak, menikah pun belum. Tapi saya tetap menyimak, semata karena saya paham nasihat tidak pernah ketinggalan zaman.
Pada awalnya, cerita ini berputar tentang saya dan masa kecil saya. Saya memang sempat menghabiskan waktu kecil di sebuah negara maju, Jepang saya sebut begitu. Jepang maju salah satunya adalah karena memiliki banyak taman bermain di tengah pusat kota. Ah maksud saya tentunya sebuah negara maju memiliki banyak indikator, salah satunya tata ruang kota yang baik. Taman bermain ini ditujukan untuk umum, tidak hanya warga negara Jepang, kami sekeluarga pun bisa menikmati fasilitas ini. Tidak harus mewah dan canggih, terkadang taman bermain sederhana di pusat kota memiliki banyak sekali manfaat. Bunda bercerita bahwa menurutnya, membawaku waktu itu ke taman bermain membuat aku belajar beberapa hal. Tenang, semua pelajaran itu akan aku bagi juga denganmu.
Tidak harus sudah punya anak juga untuk membaca kelanjutan dari tulisan ini, tenanglah, kamu bisa melanjutkan membaca ;)
Setidaknya ada tiga hal yang bisa anak kamu pelajari ketika kamu mengajaknya pergi ke taman bermain,
Pertama, Bermain di taman bermain membuatmu tahu bahwa di dunia ini ada banyak sekali orang.
Artinya kamu tidak sendiri, kamu harus membuat pertemanan agar kamu tahu bahwa ada orang lain untuk menghabiskan waktu bersama dan belajar menolong satu sama lain. Semata hal tersebut menyadarkan bahwa kita tidak pernah bisa sendirian, walaupun sejatinya perasaan sendiri adalah berbeda dengan keadaan sendirian. Kamu yang belajar ilmu Sosiologi menyebut fenomena ini sebagai kegiatan bersosialisasi. Maksud bunda waktu itu adalah mengenalkan kepada saya, bahwa ada orang lain di luar diri saya sendiri, juga selain ayah dan bunda yang saya miliki. Ada manusia kecil lain yang bisa saya ajak bermain, dan tentunya lebih asyik daripada saya mengajak ayah saya bermain pasir bersama. Iya, setidaknya kondisinya mengatakan seperti itu.
Kedua, bermain di taman bermain membuat saya tahu bahwa ada beberapa mainan yang digunakan untuk bersama.
Fasilitas umum tidak dapat kita miliki sepenuhnya, kita perlu berbagi dengan orang lain. Saya harus bergantian dengan teman ketika ingin bermain ayunan, bahkan saya pun belajar mengantri agar bisa bermain seluncuran. Selain itu, ada kalanya saya harus meminjam cetakan benteng pasir ketika ingin membuatnya karena teman saya sedang menggunakannya terlebih dahulu. Saya belajar menjaga barang-barang tersebut agar tidak rusak, karena tentunya teman saya yang lain juga ingin menggunakannya.
Dan terakhir, bermain di taman bermain membuat saya keluar sejenak dari lingkungan dan kebiasaan yang saya lakukan.
Ayah dan bunda (saya memang memanggil mereka begitu ketika tinggal di Jepang, sebelum saya akhirnya memanggil mereka dengan panggilan ummi dan abi) hanya mengajak saya pergi ke taman bermain di akhir minggu, karena pada akhir minggu itulah taman bermain menjadi ramai dan kamu bisa bertemu dengan banyak sekali orang baru. Mereka mengajarkan saya untuk beristirahat, keluar dari rutinitas yang pada hari sebelumnya dilakukan. Walaupun saya waktu itu masih anak-anak, yang jelas tidak punya aktivitas sibuk. Pendidikan ini yang sampai sekarang membuat saya selalu menyempatkan diri untuk keluar dari rutinitas ketika sudah penat, dari pengalaman masa kecil ini lah sampai sekarang saya selalu menyempatkan untuk menyisihkan waktu untuk kegiatan yang saya sebut istirahat. Walaupun tentunya, bentuknya bukan lagi pergi ke taman bermain.
Iya begitulah, setiap keluarga tentunya punya kebiasaan berbeda. Bisa saja kamu diajak pergi ke toko buku, atau ke wahana bermain lain, atau kegiatan berkebun dan membersihkan rumah bersama. Apapun, tapi setidaknya nanti ketika kamu menjadi orang tua, kegiatan kegiatan yang kamu lakukan bersama anak-anakmu nanti itu menyimpan sebuah pengajaran yang bisa anakmu ingat sampai nanti ia jadi orang tua lagi.*
Love,
2 comments
heheh sabar y mbak semoga segera di jemput pangeran berkuda.....
ReplyDeletesemoga, :)
Delete